Fundasaun Mahein 6 Juli 2010
Siaran Pers
‘Ikan yang Semakin Jauh dari Air’: Relasi Sipil dan Militer di Timor-Leste Pasca Kemerdekaan: Akses laporan di sini
Mahein Nia Lian nomor 7, kali ini akan mencoba menghadirkan topik yang selama ini tidak diperdebatkan dengan serius yakni hubungan sipil-militer. Falintil-Forca Defeza de Timor-Leste (F-FDTL) dalam setiap perayaan hari jadinya selalu menggunakan slogan ‘F-FDTL adalah ikan dan rakyat adalah air.’ Pada masa perang kemerdekaan, jargon ini terbukti sangat ampuh ketika rakyat yang berada wilayah perkotaan dan pedesaan dengan semangat memberikan dukungan baik moral maupun material kepada para pejuang Forca Armadas de Libertasaun Nacional de Timor-Leste (FALINTIL).
Relasi antara PNTL dengan penduduk sipil ibarat api di dalam sekam karena seringkali peralatan negara seperti senjata tidak hanya digunakan untuk menjalankan patroli, tetapi juga untuk memburu ternak peliharaan penduduk di wilayah pedesaan.
Ada sebagian pihak mengusulkan agar PNTL lebih mengembangkan Polisi Komunitas ketimbang membangun sebuah institusi bergaya militer. Filomeno Paixao, Komandan Umum F-FDTL menjelaskan, dalam konstitusi sudah ada peran yang jelas, yakni PNTL bertanggungjawab terhadap keamanan di dalam negeri dan ancaman dari luar sepenuhnya merupakan wewenang dari F-FDTL. Kecuali jika PNTL ingin menggantikan peranan dari F-FDTL
Yang masih menjadi peghalang utama ke depannya adalah relasi antara PNTL dan F-FDTL yang masih sangat rentan. Walaupun berbagai usaha telah dilakukan oleh pemerintah untuk menyatukan ke dua institusi ini. Diantaranya operasi gabungan dalam mengejar Gastao Salsinha dan para pengikutnya pada tahun 2008, terhadap gerombolan ninja pada tahun 2009 dan pelatihan bersama lainnya.
Obsesi Longuinhos Monteiro untuk terus mempersenjatai PNTL dan menyelenggarakan latihan-latihan dengan menggunakan metode militer tidak lepas dari perhatian masyarakat sipil dan element-elemen tertentu di dalam pemerintahan.
Fundasaun Mahein mengusulkan bahwa Penguatan nasionalisme sangatlah penting untuk mendekatkan kembali F-FDTL dan PNTL ke tengah-tengah rakyat dan menghapus kesan bahwa ‘ikan yang selama ini bergantung pada air semakin jauh dari habitatnya’.
Untuk informasi lebih lanjut hubungi Nélson Belo,
Direktur Fundasaun Mahein
www.fundasaunmahein.wordpress.com
email.direktor.mahein@gmail.com , tlp +670 737 4222
Fundasaun Mahein 6 Juli 2010
Press Release
“The Fish is out of the Water” : The Relationship between the Military and the Civilians in Timor-Leste
Mahein Nia Lian no. 7. In this issue we will discuss the lack of serious debate in the nation regarding the military-civilian relationship. Falintil-Forca Defeza de Timor-Leste (F-FDTL), during all their events and celebrations state the slogan; ‘F-FDTL is the fish and the people are the water.’ During the resistance, this slogan was used to inspire and motivate people in the villages and towns to support the guerrilla army Forca Armadas de Libertasaun Nacional de Timor-Leste (FALINTIL).
The relationship between Policia Nacional de Timor-Leste (PNTL) and civilians is not good at the moment, because there have been many incidents where PNTL used their weapons, which are supposed to be used for patrols and providing security for the population, intimidated people and also engaged in the killing of people’s domestic animals in the villages.
Many people have said that PNTL should put more effort into developing and strengthening their community policing practices, rather then their paramilitary forces. F-FDTL LTC Filomeno Paixao stated, that based on the state constitution there are very clear areas of responsibility for PNTL and F-FDTL. PNTL deals with internal security and the external security threats are the responsibility of F-FDTL, except PNTL would like to replace the role of F-FDTL.
Unfortunately, unless the relationship between PNTL and F-FDTL becomes more harmonious, problems may arise in the future. While the government has made an effort to unite these institutions, particularly in joint Command Operations such as in 2008 when they worked together to capture Gastao Salshina and his group, the PNTL operation against the Ninjas in Suai-Bobonaro, and other joint operations in 2009, they should continue to work on improving the relationship between the different security forces.
By appointing Longuinhos Monteiro as the commander of PNTL, and arming PNTL’s officers with semi – automatic rifles and submachine guns and giving them military style training, civilians have taken notice, and these actions have had a large impact on the relationship between the civilians, and the security institutions.
Fundasaun Mahein recommends that the government work on strengthening the relationship between PNTL and F-FDTL so that civilians have a more positive image of those institutions tasked with protecting them, and we can change the perception that “the fish is now out of the water”, and is back in its natural habitat.
Access the report in Indonesian language here.
For further information please contact Nélson Belo,
Director Fundasaun Mahein
www.fundasaunmahein.wordpress.com
email.direktor.mahein@gmail.com , tlp +670 737 4222