Media dan Tragedi 15 dan 16 Juli 2012

Media dan Tragedi 15 dan 16 Juli 2012 post thumbnail image

Dalam head line Jornal Nacional Diário dan INDEPENDENTE pada tanggal 17 Juli 2012 mempublikasikan beberapa kejadian di Ibu Kota Dili. Kejadian yang dimaksud adalah kekerasan yang terjadi ketika konferensi partai CNRT mengumumkan koalisi dengan Partai Demokrat dan Frenti-Mudansa pada tanggal 15 Juli 2012. Kekerasan ini terjadi karena hasil konferensi dianggap sebagai penhinaan terhadap partai FRETILIN. Oknum dari masa FRETILIN melakukan beberapa tindakan anarkisme di berbagai jalan publik, membakar roda, lempar kendaraan umum dan pribadi serta memblokir jalan publik di ibu-kota Dili.

Kekerasan terus berlanjut hingga tanggal 16 Juli 2012, satu kejadian fatal terjadi di Hera-Dili, para pengdukun partai FRETILIN memblokir jalan publik dan menghambat arus kendaraan jalur Dili dan Hera. Intervensi Policia Nacional Timor-Leste (PNTL) pada waktu itu, akhirnya memakan korban jiwa, Armindo Soares Pereira salah satu mahasiswa dari Universitas Dili (UNDIL) menjadi korban.

Menurut laporan Komando PNTL pada tanggal 16 Juli 2012 bahwa kejadian tanggal 15 dan 16 Juli 2012, satu korban jiwa, lima orang luka-luka, 63 kendaraan rusak dan 7 rumah dibakar. Namun dalam head line Jornal Nacional Diário dan INDEPENDENTE tertanggal 17 Juli 2012 mengutip berita yang berbeda. Jornal Nacional Diário melaporkan 2 korban jiwa dari kejadian tanggal 16 Juli dan INDEPENDENTE melaporkan satu korban jiwa, ini membingunkan.

Fundasaun Mahein (FM) meragukan akurasi data dari Jornal Nacional Diário, hanya menghebohkan publik namun fakta sebenarnya hanyalah satu korban jiwa. Menjadi pertanyaan, apakah publikasi itu ada unsur-unsur kesengajaan dari Jornal Nacional Diário? Kalau sengaja mengapa Jornal Nacional Diário tidak melakukan konfirmasi dari sumber berita itu kepada pihak lain untuk memastikan akurasi data dan fakta?

Fundasaun Mahein (FM) menilai bahwa publikasi Jornal Nacional Diário sebagai tindakan membingungkan dan tidak sesuai dengan Kode Etik Jurnalis sebab berita tersebut tidak memiliki unsur kebenarannya, jurnalis harus menulis dan melaporkan fakta dan sumber yang jelas. Lebih ironis lagi berita yang muat dalam Jornal Nacional Diário data dari Komando PNTL namun data tersebut dalam muatan Jornal Nacional Diário tidak benar. Fundasaun Mahein (FM) menyesalkan ketidakakurasian data yang dipublikasikan oleh Jornal Nacional Diário akan membentuk banyak pertanyaan mengenai angka korban yang dikutip dari sumber informasi.

Hal ini Fundasaun Mehein (FM) merekomendasikan bahwa dalam mempublikasikan berita keamanan, media seharusnya memberi kontribusi untuk mewujudkan perdamaian dengan mengubah diri menjadi Jurnalisme perdamaian. Yaitu jenis jurnalisme yang lebih mengarah pada penyampaian informasi yang berorientasi dan berdampak terciptanya perdamaian bukan untuk provokasi.

Media atau pers memiliki peran penting, dalam suatu negara demokratis. Keberadaan media yang bebas dan independen sering disebut sebagai pilar terpenting yang menopang kehidupan demokrasi. Salah satu bentuk bantuan media dalam konteks ini adalah dengan memberikan informasi tentang perdamaian dengan baik agar dapat berlangsung sesuai dengan prinsipnya, dengan sajian berita yang berimbang dan sesuai dengan fakta yang ada. Media diharapkan dapat membimbing publik agar memiliki wawasan yang benar mengenai aspek-aspek demokrasi dan perdamaian.

Oleh karena itu, Fundasaun Mahein (FM) merekomendasikan bahwa perlu peningkatan kapasitas pelatihan terhadap jurnalis dan investigatif, terutama jurnalis yang meliput di bidang keamanan dan pertahanan agar para jurnalis tersebut mampu menulis dan melaporkannya kepada publik guna mengurangi konflik dan kekerasan. Oleh karena itu, sudah sepatutnya media masa melakukan perubahan paradigma, dari praktik jurnalisme yang cenderung mendorong peningkatan konflik dan kekerasan menjadi pendorong rekonsiliasi dan perdamaian. (FM)

1 thought on “Media dan Tragedi 15 dan 16 Juli 2012”

  1. Menurut saya dalam situasi chaos seperti yang terjadi beberapa hari yang lalu telah terjadi kesimpang siuran berita yang akan sulit di buktikan kebenarannya. Hal ini diperburuk dengan letak kota dili yang kecil sehingga rumoris yang beredar gampang sekali membuat masyarakat panik. Hal ini bisa dimaklumi karena pengalaman krisis 2006 membuat masyarakat cukup trauma akan setiap problem yang berbau kekerasan di kota Dili. Untuk mencounter hal tersebut peranan media sangat dibutuhkan dalam penyajian berita yang betul2 kredibel tanpa memihak pihak-pihak yang sedang bertikai. satu hal perlu diperhatikan adalah dalam setiap kekerasan pasti banyak aktor bermain di dalam entah itu simpatisan, provokator lokal maupun provokator dari luar apalagi dengan hadir berbagai media social seperti facebook etc membuat masyarakat berada dalam dilema mau percaya media yang mana? yang lebih parah adalah media TVTL (media komunikas milik Pemeritah) yang seharusnya menyiarkan kejadian yang sesungguhnya justru tidak menyiarkan peristiwa tersebut karena bertepatan dengan hari libur. Saya secara pribadi berterima kasih kepada media http://www.fundasaunmahein.org/ dan CJITL yang selama ini selalu memberi sajian yang update kepada para pembaca dan tentunya saya juga percaya bahwa info yang disajikan oleh kedua media masih bisa dipercaya. Thanks.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Related Post