Tiga Belas Tahun Polisia Nasional Timor-Leste – PNTL

Tiga Belas Tahun Polisia Nasional Timor-Leste – PNTL post thumbnail image

Logo PNTL


“Ucapan selamat hari ulang tahun PNTL”

Penulis : Kontributor Fundasaun Mahein – FM

Pada dasarnya setiap bangsa ingin memiliki polisi yang profesional, “bersih, ”berwibawa, bermartabat, dan dicintai rakyat, yang mampu melaksanakan tugas, memelihara keamanan dan ketertiban, menegakkan hukum, melindungi dan mengayomi serta memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat. Juga ada keinginan mewujudkan PNTL menjadi polisi sipil dalam arti civilian police yang dekat dan bermitra dengan masyarakat, jujur, disiplin, santun, ramah, tidak arogan, tidak “angker” dan tidak berbuat sewenang-wenang.

Dalam pelaksanaan tugas pokoknya itu masih jauh dari harapan masyarakat. Namun, harus diakui bahwa kinerja PNTL dari hari ke hari telah mengalami kemajuan, bahkan banyak prestasinya yang membanggakan, walaupun belum dapat memenuhi tuntutan tugas secara optimal memenuhi harapan masyarakat. Dalam reformasi internalnya sudah mengalami kemajuan di bidang struktur dan instrumental, namun masih lemah pencapaiannya di bidang kultur. Dalam pelaksanaan tugas pokoknya masih perlu peningkatan agar hasilnya lebih baik.

Masyarakat masih belum sepenuhnya merasakan aman dan tertib dalam melaksanakan kehidupan sehari-hari. Kejahatan yang semakin brutal kurang diimbangi dengan sistem keamanan yang menyeluruh. Dalam penegakan hukum secara umum mengalami kemajuan walaupun masih perlu peningkatan kinerja secara sungguh-sungguh. Demikian juga dalam perlindungan, pengayoman,dan pelayanan kepada masyarakat. Di samping itu, masih banyak polisi yang menggunakan kekuasaan diskresi fungsional yang tidak proporsional untuk kepentingan pribadi sendiri bukan untuk kepentingan tegaknya hukum dan keadilan. Adanya istilah ”denda damai” masih menjadi omongan masyarakat walaupun sulit dibuktikan. Juga banyak sopir yang mengeluh karena di jalan harus mengeluarkan uang pungutan liar. Pengawasan di lapangan oleh setiap atasan perlu digalakkan terus menerus.

Akibatnya, harapan masyarakat untuk memiliki polisi yang benar-benar baik dan bersih masih belum menjadi kenyataan. Masih banyak oknum polisi yang melakukan pelanggaran atau penyimpangan-penyimpangan dari moral dan etika profesi polisi seperti pelanggaran Kode Etik PNTL yang merupakan inti nilai-nilai yang dirumuskan dalam hukum PNTL. Penyimpang-penyimpangan yang dilakukan oknum anggota PNTL karena masih lemahnya reformasi kultural, yang banyak menyangkut masalah pelanggaran moral, etika dan tidak berfungsinya hati nurani. Banyak masyarakat belum merasa benar-benar menjadi mitra polisi, padahal perkara ini sangat penting dalam mendukung tugas pokok PNTL.

Oleh karena itu, harus dilakukan pembenahan dari dalam secara sungguh-sungguh dan berlanjut agar citra PNTL di mata masyarakat menjadi baik. Untuk itu, perlu ditingkatkan pembinaan mental, moral, etika profesi, dan berfungsinya hati nurani. Hal itu diharapkan akan menjadi pendorong untuk menjadi polisi yang baik, yang menuntun sikap, perilaku dan tindakan polisi. Peningkatan kesadaran/kemampuan emosional dan spiritual akan membimbing kearah kehendak Tuhan, meruntuhkan napsu jahat dan menyumbat sumber kalalaian, sebaliknya akan meneguhkan dan melembutkan hati nurani.

Terkait dengan tindak polisi sebagai penegak hukum dan keadilan, harus dapat membawa polisi kepada penggunaan hukum secara semestinya. Mungkin ada aturan hukum yang tidak sempurna, tetapi masih dapat menciptakan kebaikan jika penegak hukumnya baik. Sebaliknya, hukum yang baik tidak menjamin akan terciptamya keadilan atau kebaikan jika aparat penegak hukumnya buruk. Di sini akan terlihat pentingnya peningkatan moral, etika, dan berfungsinya hati nurani.

Dalam melaksanakan tugasnya, polisi memerlukan partisipasi masyarakat. Untuk itu, polisi harus benar-benar dekat dengan masyarakat dan menjadi pelindung dan pelayan masyarakat. Pelaksanaan tugas PNTL harus menggunakan pendekatan kemanusiaan, menjunjung tinggi hak asasi manusia, mengedepankan pencegahan, bersifat edukatif dan persuasif, namun tidak meninggalkan sikap dan tindakan tegas. Untuk itu, masyarakat harus menjadi mitranya, teman bahkan sahabat baik masyarakat. Polisi tidak selalu menempatkan diri sebagai penguasa tetapi justru harus mewujudkan kondisi agar masyarakat merasa memiliki dan mencintai PNTL. PNTL harus dapat merebut hati masyarakat, dekat dengan masyarakat dengan menunjukkan sikap, perilaku, dan pelayanan yang baik kepada masyarakat, sehingga benar-benar dapat mewujudkan perpolisian masyarakat. Keberhasilan perpolisian masyarakat akan ditentukan oleh citra PNTL yang baik yang mendapat kepercayaan masyarakat karena memang layak di percaya. Citra PNTL yang ”bersih,” disiplin, ramah, santun, tegas dan bermartabat akan menjadi ”senjata” utama yang ampuh dalam melaksanakan tugasnya.

Masyarakat Timor-Leste, harus menhilangkan paradigma bahwa PNTL itu angker, dan masyarakat Timor-Leste harus mendukung dan bekerja sama dengan PNTL guna menjamin keamanan dalam arti hidup damai.

PNTL ketika menerima tanggung jawab dari UNPOL, PNTL sudah menpunyai komitmen yang teguh ‘ menberantas kejahatan, menberikan keamanan yang baik kepada masyarakat Timor-Leste.

PNTL sudah memegang kendali Keamanan (kaer kuda talin rasik) sudah saatnya PNTL harus menunjukan bahwa hukum itu ada, dan hukum itu hidup, supaya jangan menberikan ruang sedikitpun kepada individu atu kelompok berbuat semaunya di Negara Timor-Leste.

Pendidikan kepolisian hanya memakan waktu 3 bulan belum cukup, maka PNTL harus memiliki planning untuk mewujudkan polisi professional, maka pemerintah harus menfokuskan pada sumber daya kepolisian guna menjawab perubahan era globalisasi.

Untuk mewujudkan polisi yang bersih, disiplin, dan santun, harus diimbangi dengan kehidupan kepolisian karena dilihat dari gaji yang diterima tidak mencukupi kehidupan yang begitu ketat, dimana menurut kultur, adanya budaya, feto san, umane, budaya ini mutlak harus ditaati, dan tidak bisa kita hindar.

Gaji yang diterima oleh kepolisian belum mencukupi keperluan , karena kehidupan sehari hari, sampai sekarang kepolisian sudah berumur 13 tahun, banyak anggota kepolisian belum mempunyai kehidupan yang layak, seperti rumah sendiri, dan masih banyak angota Polisi dengan keluarganya mengontrak rumah, ini akan menjadi masalah untuk menciptakan polisi yang bersih, disiplin dan santun.

Masalah seperti diatas akan sangat mengangu konsentrasi kerja polisi, karena bagaimana setiap bulan harus menbayar uang kontrakan, menghidupi keluarga, keperluan anak anak, menaati adat, ini merupakan kultur dasar yang tidak boleh dilepas, bila dilihat dengan kasat mata maka gaji yang diterima angota kepolisian tidak mencukupi dalan kehidupan sehari hari dilihat dari sosio ekonomi.

Bila kita ingin menpunyai polisi yang professional harus diinbangi dengan kondisi sosio ekonomi kehidupan PNTL, bila sosio ekonomi PNTL sudah baik, maka kita akan melahirkan polisi yang professional disegala bidang.

Bila kehidupan sosio ekonomi PNTL tidak tercukupi maka kita akan melihat individ-individu akan kerja sampingan illegal bukan lagi tolak ukur tapi dengan tujuan untuk menperbaiki sosio ekonomi, guna menpertahankan keluarga yang harmonis karena tuntutan keluarga.

Situasi seperti diatas akan menpengaruhi kinerja setiap polisi, dimana polisi hidup dalam dua situasi, 1- institusi, masyarakat, Negara menuntut agar polisi harus kerja extra keras guna menjamin Negara dalam keadaan aman, disatu sisi keluarga menuntut agar kehidupan keluarga tuntutan sosio ekonomi harus terpenuhi guna menjamin keluarga yang harmonis disegala bidang.

Dari tulisan ini diimbau kepada pemerintah, parlamen untuk menperhatikan sosio ekonomi kehidupan yang layak bagi institusi kepolisian guna menjawab tuntuntan masyarakat melahirkan polisi yang professional.

Sudah waktunya PNTL sebagai aparat penegak hukum Negara Timor-Leste, menunjukan bahwa hukum itu hidup dan hukum itu ada, supaya rakyat bisa hidup damai dan tentram semoga hal itu dapat menjadi kenyataan. SELAMAT HARI ULANG TAHUN POLICIA NACIONAL TIMOR-LESTE, Maju terus menberantas kejahatan supaya masyarakat dapat hidup damai tentran di negeri tercinta Timor-Leste.

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Related Post